Dari kiri, Gading Simangunsong dan Bill Fatah Nasution, Aktivis Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara. |
SIANTAR, Gatetimes News.com - Pilkada serentak tahun 2024 merupakan pesta demokrasi besar di seluruh Kabupaten/Kota yang akan digelar pada tanggal 27 November 2024 mendatang.
Pilkada di kota Pematangsiantar terdapat 4 pasangan calon Walikota-Wakil Walikota yang akan bertarung strategi merebut simpatisan masyarakat.
Dimana, proses kontestalasi perebutan itu tak jarang digandrungi isu-isu yang liar dan sulit diklarifikasi, seperti isu politik identitas yang harus kita waspadai bersama.
Aktivis muda dari kota Pematangsiantar meminta masyarakat meredam isu-isu liar, hoax dan politik identitas yang dapat mengancam kesatuan dan persatuan yang dikenal rukun, damai dan plural di kota Pematangsiantar.
Ia berharap pilkada Sianțar berjalan dengan damai dan penuh gagasan. Para calon bisa menawarkan konsep atau visi-misi sehingga masyarakat mendapat banyak pilihan.
"Pilkada sebagai ajang mendidik masyarakat semakin rasional untuk menentukan pilihan, "tukas Bill Fatah Nasution Demisioner Ketua Umum PC IMM Kota Pematangsiantar, Kamis (19/9/24).
Menurut wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) Sumut, rasionalitas masyarakat menentukan pilihan dapat dilihat dari tolak ukur atau alasan masyarakat memilih seorang calon.
"Harusnya visi-misi dan gagasan-gagasan yang ditawarkan seorang calon, menjadi parameter pertama dan utama, bagi masyarakat menjatuhkan pilihannya pada pilkada mendatang, "tegas Bill.
Tak dapat dipungkiri pada lapisan masyarakat kita, faktor-faktor kesamaan latar belakang SARA, masih menjadi alasan utama masyarakat menjatuhkan pilihan.
"Masyarakat memilih seorang calon mungkin karena satu marga atau kesamaan lain. Jangan sampai para calon memanfaatkan kesamaan itu tuk menarik dukungan masyarakat. Para calon harus ingat bahwa mereka akan menjadi pemimpin untuk semua masyarakat, "tandas Bill.
Ia pun mewasapadai hal tersebut, agar jangan sampai ada calon memanfaatkan SARA dan politik identitas sebagai strategi menarik dukungan masyarakat.
Selain melihat banyaknya isu bertebaran seputar perkataan seakidah dan juga adanya paslon yang di duga memanfaatkan momentum dengan memelintir ayat-ayat suci demi kepentingan pribadi.
Bill pun mengimbau kepada masyarakat agar tegas dan segera melaporkannya. Bila perlu jangan dipilih pada bilik suara nantinya.
Sementara Gading Simangunsong menekankan, proses perhelatan suksesi kepemimpinan 5 tahun ini, peran mahasiswa dan civil society sangat dibutuhkan tuk edukasi masyarakat agar bijak dalam melaksanakan pesta demokrasi.
"Jangan sampai money politik, hoax, black campaign dan politik identitas berkembang luas tanpa adanya respon dari mahasiswa dan civil society sebagai kontrol sosial." ujar Gading
Dia ingin Kota Pematangsiantar tetap menjadi kota toleran di indonesia, apalagi di sumatera utara. Jangan hanya karena kepentingan oknum belaka masyarakat kota Siantar menjadi terpecah belah.
Ia mengingatkan pentingnya peran para mahasiswa, cendekiawan, tokoh adat, tokoh agama dan lembaga keumatan untuk edukasi masyarakat dan kondusifitas menjauhi money politik serta cerdas dalam pesta demokrasi demi terciptanya Pilkada yang berkualitas.
"Pilkada berkualitas akan menghasilkan pemimpin yang berkualitas. Pastikan pilkada ini tidak dinodai dengan praktik-praktik curang yang tidak demokratis, "tandas Gading eks Pengurus GMKI Pusat.
Editor : Mart